Senin, 11 April 2022
MISKUS.COM - Reog adalah budaya warisan dari kota Ponorogo sebagaimana Reog sendiri ini adalah warisan dari nenek moyang. Konon, Reog ini juga mempunyai kisah yang mistis pada zaman dahulu.
Munculnya sebuah informasi bahwa, Malaysia akan claim Reog sebagai budaya mereka menjadikan warga Ponorogo menunjukkan taringnya. Pasalnya, ketika Reog ini di claim oleh malaysia. Maka ini adalah suatu tanda, bisa jadi adalah gerbang peperangan antar negara.
Pada hari Jumat tanggal 18 Februari 2022 Direktorat Pelindungan
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengumumkan hasil seleksi WBTb
Indonesia diusulkan dalam daftar ICH Unesco.
Berdasarkan Lokakarya Pengusulan ICH UNESCO tanggal 15-16 Februari
2022, Tim Penilai yang terdiri atas Tim Juri dan Tim Direktorat Jenderal
Kebudayaan memberikan rekomendasi usulan WBTb Indonesia untuk
diajukan ke dalam Daftar ICH-UNESCO adalah:
1. Tempe,
2. Reog Ponorogo,
3. Budaya Sehat Jamu,
4. Ulos,
5. Tenun Ikat Sumba Timur,
6. Kolintang.
Tim Pengusul Reog Ponorogo telah menyerahkan Format Nominasi disertai kelengkapannya sesuai dengan persyaratan kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan paling lambat 14 Maret 2022.
Seteh dilakukan penilaian terhadap Format Fominasi maka Tim Penilai yang terdiri atas Tim Juri dan Tim Direktorat Jenderal
Kebudayaan memberikan rekomendasi usulan WBTb Indonesia untuk
diajukan ke dalam Daftar ICH-UNESCO adalah REOG PONOROGO.
Namun dalam perjalannya Mas Menteri Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim melakukan intervensi sepihak dan tidak memperhatikan rekomendasi Tim Penilai dengan memilih Budaya Sehat Jamu untuk diajukan dalam daftar ICH-UNESCO.
Nadiem Makarim Abaikan Kesenian Adhi Luhung Reog Ponorogo yang Kondisinya Terancam Punah
Di saat Pemerintah Malaysia berencana mengklaim dan mengajukan kesenian Reog sebagai kebudayaan negaranya ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Pemerintah Indonesia terkesan abai dengan tidak memasukan kesenian Adhi Luhung Reog Ponorogo ke dalam daftar ICH UNESCO. Kesenian Adhi Luhung Reog Ponorogo dikalahkan oleh jamu.
Bahwa dalam petunjuk operasional ICH UNESCO (Operational Directive for the Implementation of the Convention for the Safeguarding of the Intangibel Cultural Heritage, 2020) terdapat 3 prioritas dalam menentukan berkas usulan ICH UNESCO.
Kelompok Prioritas yang pertama adalah berkas dari negara yang belum pernah sama sekali memiliki elemen yang terinkripsi, praktik pelindungan terbaik yang terpilih atau yang mendapatkan bantuan internasional lebih dari US$ 100.000 dan berkas nominasi yang masuk dalam daftar warisan budaya tak benda yang membutuhkan pelindungan mendesak.
Mengapa Mas Menteri Nadiem tidak memilih Kesenian Adhi Luhung Reog Ponorogo sebagai pengusulan berkas nominasi yang masuk dalam daftar ICH-UNESCo yang membutuhkan pelindungan mendesak?
Kesenian Adhi Luhung Reog Ponorogo menjadi satu-satunya warisan budaya yang masuk dalam prioritas pertama yang diusulkan dalam berkas usulan daftar warisan budaya tak benda yang membutuhkan pelindungan mendesak
(form ICH-01), sementara warisan budaya yang lain tidak masuk dalam prioritas tersebut.
Seniman Reog Ponorogo Seluruh Indonesia Kecewa
“Kami terus terang kaget dengan keputusan Mendikbudristek yang mengabaikan suara wong cilik. Kami selama pandemi covid-19 merasakan betul kesulitan itu. Para seniman menjerit karena kesulitan melakukan pentas. Ditambah dengan berita klaim Reog oleh Malaysia yang mau mendaftarkan Reog ke UNESCO, Reog justru dipinggirkan. Negara tidak hadir untuk rakyat! Kami minta Menteri merevisi keputusannya dan mengusulkan Reog ke UNESCO sebagai bukti keberpihakan pada wong cilik!" Ujar Hari Purnomo salah satu tokoh seniman Reog Ponorogo.
Seharusnya moment penetapan Kesenian Adhli Luhung Reog Ponorogo ke dalam daftar ICH UNESCO agar diakui dunia internasional mampu memululihkan stabilitas kebudayaan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar